Rusia Tidak Berhenti Menyerang Ibu Kota Ukraina

rusia-tidak-berhenti-menyerang-ibu-kota-ukraina

Rusia Tidak Berhenti Menyerang Ibu Kota Ukraina. Malam 22 Oktober 2025 jadi mimpi buruk baru bagi warga Kyiv saat Rusia luncurkan serangan drone dan misil terbesar dalam sebulan terakhir, menewaskan enam orang termasuk dua anak kecil dan melukai 21 lainnya di ibu kota Ukraina dan sekitarnya. Serangan ini, yang libatkan 405 drone serang dan pengalih serta 28 misil balistik, datang hanya jam setelah pembatalan summit antara pemimpin AS dan Rusia yang dijadwalkan di Budapest. Pasukan udara Ukraina klaim hancurkan 80 persen drone, tapi yang lolos hantam target sipil seperti taman kanak-kanak di pinggiran Kyiv, tinggalkan puing berasap dan keluarga berduka. Ini bukan insiden terisolasi; Rusia tak henti tekan Kyiv sejak invasi penuh Februari 2022, dengan kampanye serangan jarak jauh yang target infrastruktur energi jelang musim dingin 2025-2026. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebut ini “terorisme murni”, sementara Moskow bilang serangan balas terhadap “ancaman Barat”. Di tengah perang yang sudah ambil 500 ribu korban jiwa, keteguhan Rusia ini picu kekhawatiran eskalasi, terutama saat pasokan bantuan AS terhambat. Bagi Kyiv, setiap malam seperti lotre—dan Rusia tak tunjukkan tanda berhenti. REVIEW FILM

Dampak Serangan Terbaru: Korban Sipil dan Kerusakan Infrastruktur: Rusia Tidak Berhenti Menyerang Ibu Kota Ukraina

Serangan semalam bukan yang pertama, tapi skalanya mengerikan—bagian dari pola Rusia yang tingkatkan intensitas sejak September, dengan tujuan lumpuhkan listrik Ukraina sebelum salju turun. Di Kyiv, ledakan misil Iskander hantam kawasan perumahan di distrik Obolon, bunuh dua anak saat mereka main di taman kanak-kanak yang kena imbas. Total enam tewas, termasuk dua di pinggiran kota, dan 21 luka-luka serius, menurut walikota Vitali Klitschko. Drone Shahed Iran-buat, yang murah tapi mematikan, terbang rendah hindari radar, hantam gardu listrik dan jaringan gas—sekitar 10 ribu warga alami pemadaman sementara. Ini lanjutan kampanye musim gugur: sejak 1 Oktober, Rusia luncurkan lebih dari 1.000 drone, hancurkan 20 persen pembangkit listrik Ukraina. Zelenskyy bilang di Telegram pagi ini, “Mereka ingin kita gelap dan dingin, tapi kita takkan menyerah.” Dampaknya tak cuma fisik: trauma warga naik, dengan 40 persen penduduk Kyiv alami gangguan tidur kronis sejak 2022. Rusia klaim target militer, tapi bukti satelit dari organisasi independen tunjukkan 60 persen serangan hantam sipil—pola yang sebabkan sanksi baru dari Uni Eropa minggu lalu.

Respons Ukraina: Pertahanan Udara dan Serangan Balik: Rusia Tidak Berhenti Menyerang Ibu Kota Ukraina

Ukraina tak diam tangan; pasukan udara mereka, dibantu sistem Patriot AS, hancurkan 320 drone dan 25 misil semalam—efektivitas 85 persen, tertinggi sejak Maret. Jenderal Mykola Oleshchuk puji operator di Kyiv, yang kerja nonstop 12 jam untuk lindungi langit. Tapi tantangannya besar: stok misil Ukraina menipis, dengan hanya 50 persen dari bantuan Barat tiba tepat waktu. Zelenskyy tuntut lebih banyak Patriot dari NATO di pidato virtual G20 hari ini, bilang “setiap drone Rusia adalah pesan: mereka tak henti.” Sementara itu, Ukraina balas dengan drone ATACMS ke wilayah Rusia—semalam, tiga gudang amunisi di Kursk hancur, bunuh 15 tentara Rusia menurut intelijen Kyiv. Ini strategi asimetris: Kyiv tak punya kekuatan udara setara, jadi andalkan drone murah untuk ganggu logistik Moskow. Di Kyiv, warga sudah biasa sirene—mereka lari ke shelter bawah tanah, sambil tim darurat evakuasi korban. Respons sipil juga kuat: relawan seperti Olga dari Obolon bagi makanan panas ke 500 keluarga terdampak, tunjukkan ketangguhan kota yang sudah tahan 1.300 hari perang.

Implikasi Geopolitik: Eskalasi dan Upaya Damai yang Tersendat

Serangan ini datang pasca pembatalan summit Trump-Putin, yang dibatalkan kemarin karena “ketidaksepakatan logistik”—tapi analis bilang itu karena Rusia tolak diskusi tanpa jaminan wilayah. Presiden AS Donald Trump, yang janji akhiri perang dalam 24 jam saat kampanye, kini hadapi kritik karena bantuan Ukraina tertunda di Kongres. Moskow sebut serangan semalam “respon defensif” terhadap drone Ukraina di Donbas, tapi laporan intelijen Barat tunjukkan itu bagian rencana sistematis untuk tekan Kyiv sebelum negosiasi musim dingin. Uni Eropa respon dengan sanksi baru terhadap 200 eksekutif Rusia, termasuk ekspor drone Iran. Di PBB, resolusi gencatan senjata lagi gagal kemarin karena veto Rusia—seperti 15 kali sejak 2022. Implikasinya luas: harga gas Eropa naik 5 persen hari ini, dan NATO tingkatkan patroli di perbatasan Polanda-Ukraina. Zelenskyy bilang, “Rusia tak henti karena mereka tahu musim dingin adalah senjata mereka.” Upaya damai tersendat, tapi delegasi Turki siap mediasi lagi November—harapan tipis di tengah ledakan yang tak berhenti.

Kesimpulan

Rusia tak henti serang Kyiv adalah pengingat kejam bahwa perang ini masih jauh dari akhir, dengan korban sipil naik dan infrastruktur Ukraina di ujung tanduk. Dari respons heroik pasukan udara Kyiv hingga implikasi geopolitik yang picu sanksi baru, keteguhan Rusia ini tekan seluruh Eropa. Tapi di balik puing, semangat warga Kyiv tetap menyala—mereka bangun lagi, seperti setiap pagi sejak 2022. Zelenskyy bilang benar: terorisme takkan kalahkan mereka. Dunia pantau musim dingin ini; jika serangan lanjut, eskalasi bisa tak terhindarkan. Bagi Ukraina, setiap hari adalah perjuangan—dan dunia harus bantu, bukan cuma tonton.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *