Kejadian Kapal Kargo Tenggelam Karena Diserang Houthi. Laut Merah merupakan salah satu jalur perdagangan maritim paling berbahaya di dunia. Baru-baru ini laut merah kembali menjadi sorotan akibat serangan kelompok Houthi yang berbasis di Yaman. Dalam insiden terbaru, dua kapal kargo, Magic Seas dan Eternity C, dilaporkan tenggelam setelah diserang oleh kelompok bersenjata ini. Serangan ini menandai eskalasi kekerasan di kawasan tersebut setelah beberapa bulan relatif tenang, memicu kekhawatiran akan keamanan pelayaran dan stabilitas ekonomi global. Artikel ini akan mengulas kronologi kejadian, dampaknya terhadap pelayaran internasional, serta respons dunia terhadap serangan tersebut. BERITA BOLA
Kronologi Serangan
Pada awal Juli 2025, kelompok Houthi melancarkan serangan terhadap dua kapal kargo di Laut Merah. Kapal pertama, Magic Seas, merupakan sebuah kapal berbendera Liberia yang dioperasikan oleh perusahaan Yunani, diserang pada hari Minggu. Menurut laporan, serangan ini melibatkan berupa drone, roket, dan penyerangan langsung oleh kelompok bersenjata dari perahu kecil. Video yang dirilis oleh Houthi menunjukkan ledakan besar di kapal, yang akhirnya tenggelam. Beruntung, seluruh 22 awak kapal berhasil diselamatkan oleh kapal dagang lain yang melintas di wilayah tersebut.
Dua hari kemudian, pada hari Senin, kapal kargo lainnya, Eternity C, juga berbendera Liberia dan dioperasikan oleh Yunani, menjadi target serangan serupa. Serangan ini menggunakan roket, drone, dan granat berpeluncur roket, yang menyebabkan kapal kehilangan daya dan akhirnya tenggelam pada hari Rabu. Dari 25 awak kapal, hanya 10 yang berhasil diselamatkan, dengan tiga orang dikonfirmasi tewas dan 12 lainnya masih hilang. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Houthi telah menyandera sejumlah awak kapal yang selamat, meskipun kelompok ini mengklaim bahwa mereka hanya membawa awak kapal ke “lokasi aman” untuk perawatan medis.
Latar Belakang Serangan
Houthi, yang didukung oleh Iran, mengklaim bahwa serangan ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina dalam konflik Israel-Hamas di Gaza. Mereka menyatakan bahwa kapal-kapal yang diserang sedang menuju pelabuhan Israel, meskipun tidak ada bukti konkret bahwa Magic Seas atau Eternity C memiliki keterkaitan langsung dengan Israel. Sejak November 2023, Houthi telah menyerang lebih dari 100 kapal di Laut Merah dan Teluk Aden, termasuk insiden penenggelaman kapal Rubymar pada Februari 2024 dan pembajakan kapal Galaxy Leader pada November 2023.
Serangan ini menandai pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata yang dibuat dengan Amerika Serikat pada Mei 2025, di mana Houthi setuju untuk menghentikan serangan terhadap kapal dagang sebagai imbalan atas penghentian serangan udara AS di Yaman. Eskalasi ini diduga dipicu oleh ketegangan regional yang meningkat, termasuk serangan udara Israel terhadap target Houthi di Yaman dan ketegangan antara AS dan Iran.
Dampak pada Pelayaran dan Ekonomi Global: Kejadian Kapal Kargo Tenggelam Karena Diserang Houthi
Penenggelaman Magic Seas dan Eternity C telah memicu kekhawatiran besar di kalangan pelaku industri pelayaran. Laut Merah adalah jalur utama yang menghubungkan Eropa dan Asia melalui Terusan Suez, dengan sekitar $1 triliun kargo melewati kawasan ini setiap tahun. Banyak perusahaan pelayaran kini memilih untuk menghindari rute ini dan mengalihkan perjalanan mereka melalui Tanjung Harapan di Afrika Selatan, yang menambah biaya bahan bakar dan waktu pengiriman.
Insiden ini juga meningkatkan risiko lingkungan, mengingat kapal-kapal yang tenggelam dapat menyebabkan tumpahan bahan bakar atau kargo berbahaya, seperti yang terjadi pada kasus Rubymar yang membawa 21.000 ton pupuk. Dampak ekonomi dari gangguan ini dirasakan oleh pelaku bisnis global, karena kenaikan biaya pengiriman dapat memengaruhi harga barang di pasar internasional.
Respons Dunia: Kejadian Kapal Kargo Tenggelam Karena Diserang Houthi
Amerika Serikat, melalui misi diplomatiknya di Yaman, mengutuk keras serangan ini dan menuduh Houthi melakukan penculikan terhadap awak kapal Eternity C. Mereka menyerukan pembebasan segera para sandera. Uni Eropa, melalui misi angkatan laut Operation Aspides, telah aktif dalam operasi penyelamatan, berhasil menyelamatkan 10 awak kapal dari Eternity C. PBB juga menyuarakan kekhawatiran atas eskalasi ini, dengan utusan khusus untuk Yaman, Hans Grundberg, memperingatkan potensi kerusakan lingkungan dan ancaman terhadap keselamatan pelaut.
Asosiasi pelayaran internasional mendesak peningkatan keamanan maritim di Laut Merah untuk melindungi jalur perdagangan vital ini. Sementara itu, Houthi tetap bersikeras bahwa mereka akan terus menyerang kapal yang dianggap terkait dengan Israel, meskipun banyak kapal yang menjadi sasaran tidak memiliki hubungan langsung dengan konflik tersebut.
Kesimpulan: Kejadian Kapal Kargo Tenggelam Karena Diserang Houthi
Penenggelaman kapal kargo Magic Seas dan Eternity C oleh Houthi di Laut Merah adalah pengingat akan kerapuhan keamanan di salah satu jalur perdagangan paling penting di dunia. Dengan korban jiwa, awak kapal yang hilang, dan potensi penculikan, insiden ini telah meningkatkan ketegangan regional dan global. Dunia kini menghadapi tantangan untuk mengamankan pelayaran di Laut Merah sambil mencari solusi diplomatik untuk meredakan konflik yang mendasari serangan ini. Kejadian ini menegaskan bahwa stabilitas maritim dan ekonomi global sangat bergantung pada kerja sama internasional untuk mengatasi ancaman dari kelompok bersenjata seperti Houthi.