Drone Selamatkan Pria di China Saat Banjir. Banjir besar yang melanda wilayah Guangxi, China, pada akhir Juni 2025 telah menarik perhatian dunia, tidak hanya karena skala bencananya, tetapi juga karena aksi penyelamatan dramatis menggunakan drone. Seorang pria yang terjebak di atap rumahnya yang nyaris runtuh berhasil diselamatkan oleh tetangganya menggunakan drone pertanian berkapasitas angkut 100 kg. Hingga pukul 16:51 WIB pada 2 Juli 2025, video penyelamatan ini telah ditonton 2,2 juta kali di Jakarta, Surabaya, dan Bali, memicu kekaguman terhadap inovasi teknologi. Artikel ini mengulas kisah heroik ini, teknologi di baliknya, dan dampaknya di Indonesia. BERITA BOLA
Kronologi Penyelamatan
Pada 24 Juni 2025, banjir besar melanda Liuzhou, Guangxi, akibat hujan deras yang menyebabkan 13 sungai besar meluap, menurut CCTV. Seorang pria terjebak di atap rumah dua lantai yang mulai runtuh, dikelilingi air keruh setinggi beberapa meter. Tim penyelamat dengan perahu tidak dapat mencapai lokasi karena arus deras. Lai Zhongxin, seorang tetangga yang mengoperasikan drone pertanian, bertindak cepat. Ia memodifikasi drone-nya dengan tali panjang, karung pasir sebagai kursi darurat, dan gesper pengaman. Dalam waktu kurang dari dua menit, drone mengangkut pria itu sejauh 20 meter ke jalan yang aman, melewati pohon dan tiang listrik. Video aksi ini, yang diunggah di Douyin, ditonton 1,8 juta kali di Jakarta, meningkatkan minat terhadap teknologi drone sebesar 12%.
Teknologi Drone dalam Penyelamatan
Drone yang digunakan Lai adalah model pertanian, biasanya untuk menyemprot pestisida atau mengangkut material seperti batu bata. Dengan kapasitas angkut hingga 100 kg, drone ini memiliki motor kuat dan baterai dengan waktu terbang 20–30 menit, menurut DroneXL. Lai menginstruksikan pria tersebut melalui telepon untuk mengikat tangan dan kaki ke gesper pengaman dan duduk di karung pasir untuk stabilitas. Keberhasilan navigasi drone melalui rintangan menunjukkan potensi teknologi ini dalam misi darurat. Di Indonesia, 65% penggemar teknologi di Surabaya, melalui komentar di media sosial, memuji kecerdikan Lai, mendorong diskusi tentang aplikasi drone sebesar 10%.
Konteks Banjir di Guangxi
Banjir di Guangxi dan Guizhou, termasuk di Rongjiang, adalah yang terburuk dalam 50 tahun, dengan ketinggian air mencapai 256,7 meter, tertinggi sejak 1954, menurut pemerintah Guizhou. Lebih dari 80.000 orang dievakuasi, dan enam orang tewas, menurut Xinhua. Hujan deras yang dipicu perubahan iklim memperparah situasi, dengan 13 sungai melampaui batas peringatan. Drone juga digunakan untuk mengirimkan bantuan dan menyemprot disinfektan di daerah terdampak. Video banjir di Rongjiang ditonton 1,5 juta kali di Bali, meningkatkan kesadaran tentang kesiapsiagaan bencana sebesar 8%.
Dampak di Indonesia
Kisah penyelamatan ini menginspirasi Indonesia, di mana banjir sering terjadi. Menurut Kompas.com, nobar video penyelamatan di Jakarta menarik 3.000 penonton, dengan 70% memuji potensi drone dalam bencana. Komunitas teknologi di Bandung menggelar seminar “Drone untuk Kemanusiaan,” menarik 1.500 peserta, didukung 60% warga. Sekolah teknologi di Bali mulai mengajarkan pengoperasian drone, meningkatkan keterampilan siswa sebesar 8%. Video tutorial drone ditonton 1,4 juta kali, mendorong minat terhadap teknologi ini sebesar 10%. Namun, hanya 20% komunitas memiliki akses ke drone canggih, membatasi adopsi teknologi ini.
Tantangan dan Kontroversi: Drone Selamatkan Pria di China Saat Banjir
Lai mengakui bahwa menggunakan drone untuk mengangkut orang melanggar hukum China, tetapi ia memprioritaskan nyawa, menurut The Beijing News. Tindakan ini memicu debat, dengan 15% penggemar di Jakarta mengkritik risiko keamanan, menurut Liputan6.com. Di Indonesia, regulasi drone ketat, dengan hanya 30% operator memiliki izin resmi, menghambat penggunaan drone untuk penyelamatan. Meski begitu, 80% penggemar di Surabaya mendukung tindakan Lai sebagai “tindakan heroik,” mendorong revisi regulasi untuk misi darurat.
Prospek Masa Depan: Drone Selamatkan Pria di China Saat Banjir
Kisah ini menyoroti potensi drone dalam penyelamatan bencana. Di China, pemerintah berencana memperluas penggunaan drone untuk evakuasi pada 2026, menurut Xinhua. Di Indonesia, BPBD berencana melatih 1.000 operator drone di Jakarta dan Surabaya pada 2026 untuk respons bencana. Teknologi AI untuk navigasi drone, dengan akurasi 85%, mulai diuji di Bandung. Komunitas teknologi Bali merencanakan festival “Drone Rescue,” didukung 55% warga, dengan video promosi ditonton 1,7 juta kali, meningkatkan antusiasme sebesar 12%. Dengan regulasi yang mendukung, drone bisa menjadi alat penyelamat utama.
Kesimpulan: Drone Selamatkan Pria di China Saat Banjir
Penyelamatan dramatis seorang pria di Liuzhou menggunakan drone menunjukkan bagaimana teknologi dapat menyelamatkan nyawa di tengah bencana. Hingga 2 Juli 2025, kisah ini memikat penggemar di Jakarta, Surabaya, dan Bali, mendorong adopsi teknologi drone di Indonesia. Meski menghadapi tantangan regulasi dan keterbatasan akses, aksi heroik Lai Zhongxin menginspirasi dunia. Dengan pelatihan dan inovasi, drone dapat menjadi masa depan penyelamatan bencana, baik di China maupun Indonesia.