Presiden Ekuador Sebutkan Ada Orang yang Meracuninya

presiden-ekuador-sebutkan-ada-orang-yang-meracuninya

Presiden Ekuador Sebutkan Ada Orang yang Meracuninya. Pagi Kamis, 24 Oktober 2025, Presiden Ekuador Daniel Noboa menggegerkan publik dengan pengakuan mengejutkan: ia menjadi target upaya pembunuhan melalui racun yang dicampur dalam cokelat dan selai. Pernyataan ini disampaikan saat konferensi pers di Istana Carondelet, Quito, di mana Noboa, berusia 37 tahun, tampil tegar meski wajahnya pucat. “Saya selamat, tapi ini bukti ancaman nyata terhadap kepemimpinan kami,” katanya, sambil tunjukkan kemasan makanan yang diduga diracuni. Insiden ini terjadi di tengah gelombang kekerasan narkoba yang melanda Ekuador sejak awal tahun, di mana Noboa telah deklarasikan “perang total” terhadap kartel. Klaim ini langsung picu spekulasi luas, dari keterlibatan geng penjahat hingga motif politik, terutama setelah serangan motorcade Noboa pada 8 Oktober lalu. Bagi negara Amerika Selatan yang bergulat dengan krisis keamanan, pengakuan ini bukan sekadar berita; ia simbol ketegangan yang mengancam stabilitas pemerintahan. INFO CASINO

Klaim Racun dan Kronologi Kejadian: Presiden Ekuador Sebutkan Ada Orang yang Meracuninya

Noboa ceritakan detail insiden itu dengan nada tenang tapi tegas, mengungkap bahwa cokelat dan selai tiba di kediaman resminya pada 20 Oktober melalui kurir anonim. “Saya suka camilan sederhana itu sebagai kebiasaan pagi, tapi tim keamanan curiga setelah analisis lab konfirmasi adanya zat toksik,” ujarnya. Tes forensik dari lembaga kesehatan nasional temukan jejak sianida dan zat kimia lain yang bisa sebabkan gagal jantung dalam hitungan jam. Untungnya, Noboa tak konsumsi karena rapat mendadak, dan makanan itu langsung disita. Kronologi ini mirip pola serangan sebelumnya: pada 8 Oktober, motorcade Noboa dihajar batu dan tembakan di provinsi Canar, yang dikaitkan dengan protes harga bahan bakar tapi diduga disusupi elemen kriminal. Menteri Energi Roberto Luque konfirmasi lima orang ditangkap terkait serangan itu, tapi klaim racun ini tingkatkan urgensi. Noboa sebut, “Ini bukan kebetulan; ada orang yang ingin hentikan upaya kami lawan kartel.” Pengakuan ini langsung jadi trending di media sosial Ekuador, dengan hashtag #NoboaVive capai 500 ribu postingan dalam jam pertama.

Konteks Kekerasan Narkoba dan Ancaman Politik: Presiden Ekuador Sebutkan Ada Orang yang Meracuninya

Klaim Noboa tak muncul dari vakum; Ekuador tengah bergulat dengan krisis keamanan terburuk sejak 2010, di mana pembunuhan melonjak 300 persen tahun ini berkat kartel seperti Los Choneros yang kuasai pelabuhan Guayaquil. Sejak Desember 2023, Noboa—yang menang pemilu khusus—deklarasikan darurat militer, kirim tentara ke penjara dan jalanan, tapi balas dendam kartel makin ganas. Serangan terhadap pejabat naik 50 persen, termasuk pembunuhan calon walikota Guayaquil pada September. Pengamat politik sebut racun ini mirip taktik kartel Kolombia era 1990-an, di mana Pablo Escobar gunakan zat kimia untuk hilangkan rival. Di Ekuador, intelijen sebut Los Lobos—kelompok saingan Choneros—diduga terlibat, meski bukti masih dirahasiakan. Noboa, yang keluarga punya bisnis makanan laut, tambah rentan karena koneksi ekonomi. Klaim ini juga picu spekulasi politik: oposisi korupsi tuduh Noboa gunakan isu ini untuk perpanjang darurat, tapi dukungan publik naik 15 poin menurut survei pagi ini. Di tengah itu, warga Quito gelar demonstrasi damai, tuntut perlindungan lebih untuk pemimpin.

Respons Pemerintah dan Implikasi Internasional

Pemerintah Ekuador langsung respons cepat: Menteri Dalam Negeri Juan Zapata umumkan tingkatkan pengawalan Noboa dengan 50 personel tambahan, plus audit keamanan makanan di istana. Jaksa Agung juga bentuk tim khusus untuk selidiki, kolaborasi dengan Interpol untuk lacak asal racun. “Kami tak akan biarkan teror hentikan perjuangan kami,” tegas Zapata. Secara internasional, AS dan Kolombia tawarkan bantuan intelijen, mengingat Ekuador jadi koridor utama kokain ke Eropa—ekspor narkoba capai 2 miliar dolar tahun ini. Uni Eropa, mitra dagang utama, khawatir stabilitas: “Kekerasan ini ancam investasi kami,” kata juru bicara Brussels. Di Amerika Latin, presiden Brasil Lula da Silva hubungi Noboa untuk solidaritas, tapi kritik dari Venezuela sebut ini “drama untuk justifikasi militer.” Implikasi domestik: klaim ini bisa kuatkan dukungan Noboa jelang pemilu 2026, tapi jika bukti lemah, picu tuduhan manipulasi. Warga Guayaquil, yang alami 200 pembunuhan bulan lalu, lihat ini sebagai panggilan aksi: petisi online tuntut referendum keamanan capai 100 ribu tanda tangan.

Kesimpulan

Pengakuan Presiden Daniel Noboa soal upaya diracun dengan cokelat dan selai jadi babak baru dalam perang melawan kekerasan di Ekuador, di mana klaim itu soroti ancaman nyata kartel terhadap pemimpin. Dari kronologi insiden hingga konteks narkoba yang mencekik, ini tak hanya soal satu orang—ia simbol negara yang bergulat bertahan. Respons pemerintah yang cepat dan implikasi global tunjukkan Noboa siap lawan balik, tapi tantangan besar: bukti kuat dan dukungan rakyat. Bagi Ekuador, ini momen kritis—bisa jadi titik balik perang narkoba, atau eskalasi tragis. Noboa, dengan tekadnya, beri harapan: di tengah racun politik, kepemimpinan tangguh bisa selamatkan bangsa.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *