Mengenal Sarah Mullally: Uskup Agung Gereja Inggris

mengenal-sarah-mullally-uskup-agung-gereja-inggris

Mengenal Sarah Mullally: Uskup Agung Gereja Inggris. Di tengah gejolak Gereja Inggris yang sedang mencari arah baru, nama Sarah Mullally kembali mencuri perhatian dunia. Pada 3 Oktober 2025, Dame Sarah Mullally, 63 tahun, dinominasikan sebagai Uskup Agung Canterbury yang ke-106, menjadikannya perempuan pertama dalam posisi spiritual terdepan Gereja Inggris. Pengganti Justin Welby ini datang setelah skandal pengamanan yang memicu pengunduran dirinya lebih awal tahun ini. Dengan latar belakang sebagai perawat senior NHS dan uskup London sejak 2018, Mullally membawa angin segar: campuran pengalaman manajemen kesehatan, reformasi gereja, dan komitmen sosial. Nominasinya, yang disetujui Raja Charles III, bukan hanya tonggak sejarah, tapi juga panggilan untuk Gereja Inggris menghadapi polarisasi internal dan tantangan global. Artikel ini mengupas perjalanan Mullally, dari akarnya di NHS hingga visi barunya sebagai pemimpin Anglican Communion. MAKNA LAGU

Latar Belakang dan Karier Awal yang Menginspirasi: Mengenal Sarah Mullally: Uskup Agung Gereja Inggris

Sarah Mullally lahir pada 1962 di Midlands Inggris, tumbuh dalam keluarga biasa yang menanamkan nilai pelayanan sejak dini. Kariernya dimulai di bidang kesehatan, di mana ia menghabiskan lebih dari 35 tahun di NHS. Mulai sebagai perawat kanker, ia naik cepat hingga jadi Kepala Perawat Inggris termuda pada 1999, di usia 37 tahun. Di posisi itu, Mullally memimpin reformasi besar: tingkatkan standar perawatan, hadapi krisis staf, dan dorong inklusi perempuan di manajemen kesehatan. Pengalamannya “mencuci kaki” pasien—seperti yang ia gambarkan dalam alamat nominasi—membentuk etosnya: pelayanan sederhana tapi mendalam.

Panggilan rohani datang belakangan. Saat volunteering di gereja selama masa NHS, Mullally merasa terpanggil menjadi pendeta pada 2006. Diordinasikan sebagai imam pada 2001, ia pindah ke pelayanan gereja penuh waktu. Tahun 2012, ia jadi kanon bendahara di Katedral Salisbury, lalu Uskup Crediton di Exeter pada 2015—satu dari sedikit perempuan uskup saat itu. Transisi ini tak mudah; sebagai perempuan di lingkungan tradisional, ia hadapi resistensi, tapi pengalaman NHS-nya jadi senjata: manajemen organisasi kompleks, komunikasi krisis, dan fokus pada yang rentan. Kini, sebagai Dame sejak 2005, Mullally mewakili pergeseran Gereja Inggris menuju kepemimpinan berbasis empati, di mana pengalaman dunia nyata lebih berharga daripada garis keturunan rohani semata.

Kontribusi Utama sebagai Uskup London: Mengenal Sarah Mullally: Uskup Agung Gereja Inggris

Sebagai Uskup London sejak 2018, Mullally jadi uskup senior ketiga Gereja Inggris, mengawasi 450 gereja di ibu kota yang beragam. Ia modernisasi keuskupan dengan pendekatan bisnis: tingkatkan transparansi keuangan, dorong kolaborasi antar-komunitas, dan integrasikan teknologi untuk pelayanan virtual pasca-pandemi. Salah satu pencapaian terbesar: reformasi pengamanan. Mullally pimpin respons terhadap kasus pelecehan masa lalu, dengar suara korban, dan bangun budaya akuntabilitas—meski sempat dikritik atas penanganan satu kasus di London. Ia juga ketua kelompok yang dorong Gereja Izinkan pendeta berkati pasangan sesama jenis pada 2023, sebut itu “momen harapan” bagi umat yang terpinggirkan.

Di luar gereja, Mullally aktif soal isu sosial. Ia tolak undang-undang assisted dying, sebut itu “tidak layak dan berisiko bagi yang rentan”. Selama kunjungan ke Brasil, Kanada, dan Barbados, ia perkuat ikatan Anglican global, tekankan misi bersama seperti bantuan pengungsi dan pendidikan. Di London, ia dorong gereja jadi pusat komunitas: food bank, shelter tunawisma, dan sekolah Gereja Inggris yang layani ribuan anak. Pendekatannya santai tapi tegas—seperti saat kutuk serangan sinagoge di Manchester baru-baru ini, tekankan gereja harus berdiri teguh lawan antisemitisme dan rasisme. Kontribusinya buktikan: kepemimpinan perempuan bukan ancaman, tapi katalisator perubahan yang inklusif.

Tantangan dan Visi Masa Depan sebagai Uskup Agung

Nominasi Mullally disambut gembira oleh PM Keir Starmer dan Uskup Agung York, tapi tak luput kontroversi. Kelompok konservatif seperti Gafcon nyatakan “kesedihan” atas pilihannya, sebab mayoritas Anglican global masih pegang episkopat laki-laki saja. Di Inggris, hampir 600 gereja batasi peran perempuan, artinya Mullally mungkin tak bisa pimpin ekaristi di sana—tantangan misogini yang ia hadapi sejak awal. Ia juga warisi beban Welby: polarisasi soal LGBTQ+, penurunan umat, dan reformasi pengamanan yang gagal. Di London, satu dari lima gereja tolak otoritas perempuan, dan ia alami “mikro-agresi” di Sinode Umum.

Tapi Mullally tak gentar. Dalam alamat 3 Oktober, ia tekankan “harapan di tengah ketidakpastian”, sebut Anglicanisme tawarkan “suara tenang tapi kuat” di era tribalisme. Visi utamanya: bangun gereja aman, dengar korban, dan dorong misi global lawan perang di Ukraina, Sudan, dan Timur Tengah. Ia janji kolaborasi dengan uskup, pendeta, dan umat, biarkan “cahaya bersinar pada tindakan kita”. Sebagai pemimpin Communion 85 juta anggota, Mullally ingin Gereja Inggris jadi teladan: lawan kekerasan berbasis gender, dukung perempuan, dan adaptasi dengan dunia modern. Proses konfirmasi Januari 2026 akan jadi ujian pertama, tapi kualitasnya—bijak, cerdas, berani, penuh kasih—bikin banyak yang optimis ia bisa satukan yang terpecah.

Kesimpulan

Sarah Mullally bukan sekadar uskup agung perempuan pertama; ia simbol transformasi Gereja Inggris yang lebih empati dan relevan. Dari perawat NHS yang tangani krisis hingga pemimpin rohani yang hadapi badai internal, perjalanannya tunjukkan pelayanan sejati lahir dari pengalaman hidup. Di 2025, saat dunia cari kepastian, Mullally tawarkan harapan: gereja yang aman, inklusif, dan aktif lawan ketidakadilan. Meski tantangan menanti, visinya untuk “membuat Kristus dikenal” bisa jadi perekat bagi Anglican Communion. Saat penobatannya mendekat, satu hal pasti: era baru dimulai, dan Mullally siap pimpin dengan tangan terbuka.

 

BACA SELENGKAPNYA DI..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *