Topan Besar Menerjang Negara China, 10 Sekolah Tutup

topan-besar-menerjang-negara-china-10-sekolah-tutup

Topan Besar Menerjang Negara China, 10 Sekolah Tutup. Beijing, 23 September 2025 – Super Typhoon Ragasa, badai terkuat tahun ini, menerjang pantai selatan China dengan angin hingga 220 km/jam, memaksa 10 kota tutup sekolah dan bisnis sejak Selasa pagi. Badai yang lahir di Pasifik barat laut ini sudah bunuh satu orang di Filipina utara, evakuasi ribuan di Taiwan, dan kini ancam Guangdong sebagai pusat ekonomi China. Pemerintah pusat aktifkan respons darurat Level II, selain penutupan sekolah di kota seperti Shenzhen, Zhuhai, dan Dongguan. Hujan lebat capai 300 mm dalam 24 jam, banjiri jalan dan padam listrik di 8.000 rumah tangga Taiwan. Di tengah evakuasi 7.000 warga di Hong Kong dan Macao, Ragasa gerak ke barat laut dengan kecepatan 22 km/jam, prediksi landfall dekat Guangdong Rabu pagi. Ini typhoon ke-18 tahun ini, dan China siaga penuh untuk minimalisir korban—dari penerbangan batal hingga jembatan tutup. BERITA BOLA

Kapan Topan Ini Terjadi: Topan Besar Menerjang Negara China, 10 Sekolah Tutup

Super Typhoon Ragasa terbentuk 18 September 2025 di barat laut Pasifik, dekat Filipina utara, dan naik kategori super pada 21 September dengan angin maksimal 220 km/jam. Badai ini landfall pertama di Filipina 22 September, bunuh satu orang di Cagayan dan evakuasi 7.000 warga, padam listrik 8.000 rumah. Pagi 23 September, Ragasa gerak ke Selat Taiwan, picu hujan deras di Taipei dan evakuasi 1.785 pekerja lepas pantai di Yangjiang, Guangdong. Prediksi China Meteorological Administration: landfall utama di pantai Guangdong antara Shenzhen dan Zhuhai pada 24 September pagi, dengan angin 137 mil/jam saat dekati Hong Kong.

Respons cepat: Hong Kong Observatory peringatkan T8 (tertinggi), tutup sekolah dan penerbangan sejak 23 September siang. Macao evakuasi wisatawan, tutup jembatan malam itu. Di Guangdong, 10 kota seperti Foshan dan Chaozhou aktifkan shutdown sore 23 September, kecuali pekerja darurat. Badai ini mirip Mangkhut 2018, tapi lebih lambat, bikin hujan berkepanjangan hingga Guangxi Zhuang Autonomous Region Rabu malam.

Apa yang Membuat Sekolah Tertutup

Penutupan sekolah di 10 kota Guangdong dipicu angin kencang, hujan lebat, dan risiko banjir kilat yang ancam keselamatan anak. Pemerintah kota Shenzhen perintahkan tutup semua sekolah dan bisnis sore 23 September, kecuali fasilitas darurat, untuk hindari korban jiwa. Zhuhai, Dongguan, dan Foshan ikut langkah sama: evakuasi siswa ke zona aman, tutup jalan sekolah, dan hentikan transportasi umum. Alasan utama: hujan capai 250-300 mm dalam 24 jam, naikkan risiko longsor di pegunungan dan banjir di delta Pearl River—mirip Tapah September lalu yang tutup sekolah di Jiangmen dan Maoming.

Otoritas pendidikan provinsi catat 500 sekolah terdampak, dengan 200.000 siswa evakuasi ke balai kota atau rumah relatif. Di Macao, sekolah tutup total 24 September, sementara Hong Kong hentikan kelas untuk 1 juta siswa. Keputusan ini bagian respons Level II nasional, prioritas lindungi anak—seperti Hato 2017 yang sebabkan 10 korban jiwa, termasuk anak. Penutupan ini juga bantu kurangi kemacetan evakuasi, dengan 2.026 nelayan dievakuasi dari peternakan ikan.

Total Kerugian yang Dialami China Usai Topan Tersebut

Kerugian China dari Ragasa diproyeksi capai miliaran yuan, meski badai baru landfall—fokus awal evakuasi minimalisir korban. Di Filipina, satu tewas dan 7.000 evakuasi, tapi di China, belum ada korban jiwa resmi saat 23 September malam. Kerugian ekonomi: batal 300 penerbangan di Hong Kong dan Macao, rugi $100 juta untuk maskapai; tutup bisnis di 10 kota hentikan perdagangan $500 juta/hari di Guangdong. Banjir padatkan pelabuhan Shenzhen, rugi ekspor $200 juta.

Di Taiwan, 8.000 rumah padam listrik, rugi $50 juta untuk utilitas. Proyeksi nasional: $1-2 miliar yuan untuk infrastruktur, mirip Mangkhut 2018 ($590 juta di Hong Kong saja). Longsor potensial di Guangxi tambah $300 juta. Pemerintah alokasikan $500 juta dana darurat, tapi kerugian jangka panjang termasuk panen rusak di delta Pearl ($150 juta). Total, China hadapi $1,5 miliar rugi langsung, tapi respons cepat kurangi dampak—seperti Tapah awal September yang rugi $400 juta tapi nol korban.

Kesimpulan: Topan Besar Menerjang Negara China, 10 Sekolah Tutup

Super Typhoon Ragasa jadi ujian berat bagi China selatan, dengan 10 kota tutup sekolah dan evakuasi massal untuk lindungi nyawa. Dari lahir 18 September hingga landfall 24 September, badai ini bawa hujan lebat dan angin ganas, tapi respons Level II tunjukkan kesiapan. Kerugian $1,5 miliar jadi pukulan ekonomi, tapi prioritas keselamatan anak dan warga minimalisir korban. Di akhir, bencana seperti ini ingatkan pentingnya mitigasi iklim—China siap bangkit, dengan pelajaran untuk musim topan selanjutnya.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *