Rusia Melakukan Latihan Militer Besar-besaran. Pada awal September 2025, Rusia kembali menggelar latihan militer besar-besaran di wilayah barat dan timur negaranya, melibatkan ribuan tentara, ratusan tank, dan puluhan kapal perang. Latihan ini, yang dinamakan Vostok-2025, menjadi sorotan dunia karena skala dan intensitasnya, terutama di tengah ketegangan geopolitik yang terus memanas, khususnya dengan NATO dan konflik yang masih berlangsung di Ukraina. Latihan ini bukan hanya unjuk kekuatan, tetapi juga sinyal strategis dari Moskow. Apa yang mendorong Rusia menggelar latihan ini, dari mana mereka mendapatkan sumber daya, dan apakah ini pertanda rencana perang baru? Berikut ulasannya. BERITA BASKET
Apa yang Menyebabkan Rusia Melakukan Latihan Ini
Latihan militer Vostok-2025 digelar di tengah situasi global yang tegang, khususnya karena konflik Ukraina yang belum usai dan sanksi ekonomi yang terus menekan Rusia. Faktor utama di balik latihan ini adalah kebutuhan Rusia untuk menunjukkan kekuatan militer sebagai respons terhadap perluasan NATO di Eropa Timur, termasuk masuknya Finlandia dan Swedia ke aliansi tersebut. Rusia juga ingin menegaskan posisinya sebagai kekuatan global, terutama setelah kritik terhadap performa militernya di Ukraina sejak 2022.
Selain itu, latihan ini bertujuan untuk menguji kesiapan angkatan bersenjata Rusia dalam skenario perang modern, termasuk operasi gabungan darat, laut, dan udara. Ketegangan dengan Barat, ditambah manuver militer NATO seperti Steadfast Defender pada 2024, mendorong Moskow untuk memperkuat postur pertahanannya. Latihan ini juga menjadi pesan kepada sekutu regional, seperti China dan India, bahwa Rusia tetap memiliki kemampuan militer yang tangguh meski menghadapi tekanan ekonomi.
Darimanakah Rusia Mendapatkan Pasokan Militer yang Banyak
Meski dihadapkan pada sanksi ekonomi dari Barat yang membatasi akses ke teknologi dan pasar global, Rusia masih mampu mengamankan pasokan militer yang signifikan. Pertama, Rusia mengandalkan industri pertahanan domestik yang kuat, seperti Rostec dan Uralvagonzavod, yang memproduksi tank, rudal, dan senjata ringan dalam jumlah besar. Pabrik-pabrik ini telah meningkatkan produksi sejak 2022, dengan laporan bahwa Rusia memproduksi hingga 250 tank T-90M per tahun. Kedua, Rusia menjalin kerja sama militer dengan negara-negara seperti China, Iran, dan Korea Utara. Iran, misalnya, telah memasok drone kamikaze Shahed-136, sementara Korea Utara dikabarkan mengirimkan amunisi artileri.
Ketiga, Rusia memanfaatkan cadangan senjata era Soviet yang masih tersimpan di gudang-gudang militer, meski sebagian dianggap ketinggalan zaman. Untuk mendanai operasi ini, Rusia mengalihkan anggaran signifikan ke sektor pertahanan, dengan belanja militer 2025 diperkirakan mencapai 6,3% dari PDB, salah satu yang tertinggi di dunia. Selain itu, ekspor energi, terutama ke China dan India, tetap menjadi sumber pendapatan utama untuk membiayai logistik militer, meski harga minyak global fluktuatif.
Apakah Ini Juga Merupakan Rencana dari Perperangan
Latihan Vostok-2025 memicu spekulasi bahwa Rusia sedang mempersiapkan eskalasi konflik atau bahkan perang baru. Namun, secara realistis, latihan ini lebih merupakan kombinasi unjuk kekuatan dan persiapan defensif ketimbang rencana perang langsung. Rusia menggunakan latihan ini untuk menguji kemampuan operasional di tengah tekanan sanksi dan memastikan angkatan bersenjatanya tetap siap menghadapi skenario terburuk, seperti konfrontasi dengan NATO. Skenario latihan, yang mencakup simulasi serangan rudal dan pertahanan wilayah, menunjukkan fokus pada perang hibrida modern.
Namun, tidak ada bukti konkret bahwa latihan ini merupakan langkah menuju perang baru. Rusia masih terkuras sumber dayanya akibat konflik Ukraina, dengan laporan bahwa mereka kehilangan lebih dari 3.000 tank sejak 2022. Latihan ini lebih mungkin bertujuan untuk menjaga moral pasukan, memperkuat aliansi dengan negara-negara seperti China, dan mengirim pesan diplomatik bahwa Rusia tidak melemah meski terisolasi oleh Barat. Meski begitu, ketegangan dengan NATO membuat dunia tetap waspada terhadap setiap gerakan militer Rusia.
Kesimpulan: Rusia Melakukan Latihan Militer Besar-besaran
Latihan militer besar-besaran Rusia melalui Vostok-2025 mencerminkan ambisi Moskow untuk menegaskan kekuatan di tengah tekanan geopolitik. Didorong oleh ekspansi NATO dan konflik Ukraina, Rusia memanfaatkan industri domestik dan kerja sama dengan sekutu seperti Iran untuk mendukung operasi ini. Meski memicu kekhawatiran, latihan ini lebih merupakan unjuk kekuatan strategis daripada rencana perang langsung. Dengan situasi global yang sensitif, dunia terus memantau langkah Rusia, sementara latihan ini menunjukkan bahwa mereka tetap berusaha mempertahankan posisi sebagai kekuatan militer global. Penting bagi komunitas internasional untuk tetap berhati-hati, tetapi juga tidak terburu-buru menyimpulkan eskalasi tanpa bukti kuat.