Mayat Wanita di Jalanan Bogor Ini Diduga Dibunuh. Kasus pembunuhan di Bogor kembali mengguncang publik setelah penemuan mayat seorang wanita di pinggir jalan Desa Tlajung Udik, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kejadian tragis ini terjadi pada Sabtu malam, 6 Desember 2025, di mana korban ditemukan tergeletak dalam kondisi tangan terikat dan sudah tak bernyawa. Video penemuan jenazah cepat viral di media sosial, memicu spekulasi bahwa ini aksi pembunuhan sadis. Polres Bogor langsung gerak cepat, mengidentifikasi korban sebagai Arifianti, 41 tahun, warga Jakarta Selatan. Kapolres Bogor AKBP Andi Wijaya Adhi Wibawa tekankan tim gabungan sudah bekerja keras untuk ungkap motif dan pelaku. Di tengah guyuran hujan deras, penemuan ini jadi pengingat betapa rawannya keamanan di pinggiran kota, terutama bagi perempuan yang sering jadi korban kekerasan. INFO SLOT
Detik-detik Penemuan Jenazah: Mayat Wanita di Jalanan Bogor Ini Diduga Dibunuh
Penemuan mayat Arifianti bermula dari keterangan saksi Hendra, 35 tahun, yang sedang menuju Pasar Griya Bukit Jaya bersama rekannya sekitar pukul 17.30 WIB. Saat melintas di Jalan Raya Gunung Putri, Hendra melihat sesosok wanita tergeletak di bawah angkot biru yang terparkir di pinggir jalan. Kondisi korban langsung curiga: tangan terikat di belakang punggung, pakaian basah kuyup karena hujan, dan tubuh sudah kaku. “Saya kira orang pingsan, tapi pas deketin, sudah dingin dan tak bernapas,” cerita Hendra kepada penyidik. Ia buru-buru hubungi warga sekitar, yang lantas lapor polisi. Tim Reskrim Polsek Gunung Putri tiba pukul 18.15 WIB, evakuasi jenazah ke RS Polri Kramat Jati untuk autopsi. Video amatir yang diunggah warga tunjukkan kerumunan di lokasi, dengan narasi: “Tangan terikat, kayak dibunuh nih.” Hingga Minggu pagi, 7 Desember, TKP sudah diamankan, tapi hujan deras sempat hambat olah tempat kejadian perkara.
Identitas Korban dan Profilnya: Mayat Wanita di Jalanan Bogor Ini Diduga Dibunuh
Arifianti, korban yang akrab disapa Rifi, berusia 41 tahun dan tinggal di kawasan Jakarta Selatan. Ia bekerja sebagai pegawai swasta di sektor ritel, dikenal sebagai ibu rumah tangga yang rajin beribadah. Kapolsek Gunung Putri Kompol Aulia Robby ungkap identitas korban terungkap lewat pemeriksaan DNA awal dan barang bukti di TKP, seperti tas kecil berisi KTP dan dompet tipis. Keluarga korban dihubungi Sabtu malam dan langsung datang ke Bogor untuk identifikasi. “Dia orang baik, suka bantu tetangga, tak punya musuh,” kata adik korban, yang enggan disebut namanya. Arifianti terakhir terlihat Jumat malam di Jakarta, saat pulang kerja. Saksi lain, Hakim dan Bahul, klaim sempat lihat korban dibonceng pria tak dikenal naik Honda Vario sekitar pukul 16.00 WIB di jalan yang sama. Pria itu pakai helm hitam dan jas hujan, tapi wajahnya tak jelas karena gelap. Ini jadi petunjuk awal polisi: korban diduga dibawa ke Bogor untuk dibuang.
Keterlibatan Saksi dan Dugaan Motif
Polisi sudah amankan tiga saksi utama: Hendra (penemu), Hakim, dan Bahul (saksi bonceng). Keterangan mereka konsisten: korban tampak lemas saat dibonceng, tapi tak ada jeritan atau perlawanan. Kompol Aulia sebut motif diduga pembunuhan berencana, karena tangan terikat kuat dengan kain panjang—mungkin untuk tutupi mulut atau gerak. Autopsi awal tunjukkan korban tewas karena asfiksia (sesak napas), dengan luka memar di leher dan tangan. Tak ada tanda pemerkosaan, tapi polisi masih tunggu hasil lab forensik lengkap. Dugaan awal: kasus dendam pribadi atau perceraian, mengingat Arifianti baru cerai enam bulan lalu. Keluarga bilang korban sempat dapat telepon misterius Jumat pagi, tapi tak curiga. Tim Cyber Polres Bogor gali CCTV sekitar TKP, yang tunjukkan motor Vario hitam lewat pukul 16.45 WIB. Pelaku diduga laki-laki usia 30-40 tahun, dan polisi sudah sebarkan sketsa wajah.
Upaya Polisi dan Respons Masyarakat
Polres Bogor bentuk tim khusus Satreskrim dengan 20 personel, termasuk ahli TKP dan psikolog forensik. Kapolres Andi Wijaya sebut operasi penyelidikan sudah gelar di Jakarta Selatan dan Bogor, dengan buru tersangka dalam 48 jam. “Kami prioritaskan keamanan perempuan di pinggiran jalan,” tegasnya. Masyarakat setempat, yang biasa ramai di Pasar Griya, kini waspada—warga bentuk ronda malam sukarela. Video viral picu tagar #JusticeForArifianti di media sosial, dengan ribuan netizen tuntut keadilan cepat. LSM perempuan seperti Komnas Perempuan soroti kasus ini sebagai contoh kekerasan domestik yang eskalasi. Keluarga korban minta doa dan privasi, sambil tunggu pemakaman Senin nanti.
Kesimpulan
Penemuan mayat Arifianti di jalanan Gunung Putri jadi tragedi menyedihkan yang tuntut respons cepat dari aparat. Dari detik-detik penemuan hingga dugaan bonceng misterius, kasus ini penuh misteri tapi juga petunjuk kuat untuk ungkap pelaku. Polisi optimis selesaikan dalam waktu singkat, sementara masyarakat Bogor dan Jakarta belajar waspada. Bagi keluarga Arifianti, kehilangan ini tak tergantikan, tapi harapannya keadilan datang segera. Insiden seperti ini ingatkan pentingnya solidaritas sosial—jangan biarkan perempuan sendirian di jalan gelap. Dengan hujan reda, Bogor kembali tenang, tapi luka ini butuh waktu lama untuk sembuh.