Tentara Israel Lagi-lagi Tembak Mati 2 Pria Palestina

tentara-israel-lagi-lagi-tembak-mati-2-pria-palestina

Tentara Israel Lagi-lagi Tembak Mati 2 Pria Palestina. Insiden tragis kembali mengguncang wilayah Tepi Barat pada 27 November 2025, ketika pasukan keamanan Israel menembak mati dua pria Palestina di kota Jenin, meski mereka tampak menyerah. Video amatir yang beredar luas menunjukkan kedua pria itu berlutut dengan tangan terangkat, tapi tetap ditembak dari jarak dekat. Kejadian ini terjadi di tengah operasi militer besar-besaran Israel di utara Tepi Barat, yang sudah menewaskan lebih dari 1.000 warga Palestina sejak Oktober 2023. Otoritas Palestina sebut ini sebagai “eksekusi dingin” yang melanggar hukum internasional, sementara militer Israel klaim pria itu militan yang melempar peledak dan menembak dulu. Investigasi internal sedang berlangsung, tapi sejarah menunjukkan jarang ada tuntutan. Ini bukan insiden pertama; kekerasan seperti ini makin sering, tinggalkan luka mendalam bagi warga sipil di wilayah yang sudah tegang. INFO CASINO

Detail Insiden di Jenin: Tentara Israel Lagi-lagi Tembak Mati 2 Pria Palestina

Kejadian itu berlangsung saat operasi “counterterrorism” Israel di Jenin, kota yang jadi pusat perlawanan Palestina. Dua pria itu, Al-Muntasir Mahmoud Qassem Abdullah (26 tahun) dan Youssef Ali Youssef Asasa (37 tahun), keluar dari bangunan sambil angkat tangan—satu bahkan pegang bendera putih. Video dari Palestine TV dan jaringan Arab lain tangkap momen tembakan: setidaknya satu prajurit api senjata, lalu buldoser militer hancurkan pintu garasi tempat mereka bersembunyi. Kelompok militan Palestinian Islamic Jihad klaim keduanya anggota sayap bersenjata mereka, yang bertukar tembak hingga amunisi habis sebelum menyerah. Militer Israel bilang operasi itu tangkap lebih dari 100 tersangka di Tubas sejak Selasa, tapi tak jelaskan kenapa tembak setelah surrender. Korban dibawa tentara, tinggalkan keluarga tanpa akses langsung ke jenazah.

Respons Otoritas Palestina dan Hak Asasi: Tentara Israel Lagi-lagi Tembak Mati 2 Pria Palestina

Otoritas Palestina langsung kecam keras: Perdana Menteri bilang ini “pembunuhan di luar hukum” dan “kejahatan perang”, tuntut investigasi internasional. Kelompok hak asasi seperti B’Tselem sebut ini “eksekusi ringkas” akibat dehumanisasi Palestina, ingat kasus serupa di Gaza Maret 2024 di mana dua pria tak bersenjata ditembak meski sinyal surrender. PBB kaget: Kantor HAM catat 1.030 warga Palestina tewas di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023, termasuk 258 investigasi tapi hanya 13 tuntutan—hanya satu soal pembunuhan Palestina. Di Jenin, operasi ini bagian dari kampanye bulanan Israel yang tangkap ratusan, tapi sering tudingan kekerasan berlebih. Warga lokal bilang ini tingkatkan ketakutan sehari-hari, dengan 47 razia harian rata-rata dua tahun terakhir.

Pernyataan dari Pemerintah Israel dan Investigasi

Militer Israel (IDF) sebut dua pria itu “militan wanted” yang lempar peledak dan tembak prajurit, dan tembakan itu “diarahkan ke tersangka” setelah keluar bangunan. “Insiden ini di-review komandan lapangan dan dikirim ke badan profesional terkait,” kata pernyataan resmi. Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir puji tindakan itu: “Pasukan bertindak tepat—teroris harus mati!” Tapi kelompok HAM bilang review seperti ini jarang hasilkan tuntutan; sejak 2016, B’Tselem tolak kerjasama karena dianggap “pemutihan”. Ini mirip kasus Elor Azaria 2017, prajurit yang tembak penyerang luka tapi cuma dapat 9 bulan penjara. Operasi Jenin ini lanjutkan tren: lebih dari 44 warga Israel tewas di serangan Palestina sejak 2023, tapi korban Palestina jauh lebih banyak, termasuk sipil.

Kesimpulan

Penembakan dua pria Palestina di Jenin lagi-lagi soroti siklus kekerasan di Tepi Barat yang tak kunjung reda, di mana surrender tak jamin keselamatan. Dari video mengerikan hingga tudingan eksekusi, insiden ini tambah beban kemanusiaan di wilayah okupasi. Investigasi Israel mungkin jalan, tapi sejarah tunjukkan jarang akuntabilitas, sementara operasi militer lanjut tinggalkan korban sipil. Ke depan, tekanan internasional butuh lebih kuat untuk hentikan pola ini—bukan cuma kata-kata, tapi aksi nyata. Di tengah eskalasi, harapan damai terasa jauh, tapi suara korban harus didengar agar sejarah tak ulang terus.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *