Bos MI5 Bilang China Menjadi Ancaman Untuk Inggris. Ken McCallum, direktur MI5, baru saja menggelar pembicaraan ancaman tahunan yang membuat gempar dunia intelijen. Pada 16 Oktober 2025, di markas Thames House, London, McCallum tegas menyatakan bahwa China kini jadi ancaman harian bagi keamanan nasional Inggris—sebuah peringatan yang lebih tajam dari tahun-tahun sebelumnya. Ia ungkap MI5 sudah campur tangan dalam ratusan kasus terkait Beijing, dari spionase industri hingga campur tangan politik. Pernyataan ini datang di tengah kegagalan kasus mata-mata China yang melibatkan dua tersangka, di mana jaksa pidana membatalkan tuntutan karena kurang bukti ancaman langsung. McCallum bilang ia “frustrasi” tapi takkan mundur dari konfrontasi. Di era ketegangan global, peringatan ini bukan sekadar alarm; ia panggilan untuk langkah tegas. Apa yang membuat China begitu mengkhawatirkan, dan bagaimana Inggris tanggapi? Mari kita bedah tiga sisi utama dari isu ini. BERITA TERKINI
Latar Belakang Ancaman China yang Semakin Nyata: Bos MI5 Bilang China Menjadi Ancaman Untuk Inggris
McCallum tak bicara tanpa dasar; ancaman China sudah jadi prioritas MI5 sejak 2023, tapi update 2025 tunjukkan skala yang membengkak. Ia bilang aktor negara China lakukan intervensi harian terhadap individu dan organisasi Inggris, dengan jumlah kasus naik dua kali lipat dalam tiga tahun. Ini mencakup spionase siber yang target infrastruktur kritis seperti jaringan listrik dan universitas, hingga pencurian rahasia dagang di sektor teknologi. MI5 catat lebih dari 20.000 ancaman potensial dari China, termasuk upaya rekrut agen di kalangan akademisi dan pebisnis.
Kenapa sekarang? Ekspansi Belt and Road Initiative Beijing bikin pengaruh ekonomi China meresap ke Inggris, tapi dengan biaya tersembunyi. McCallum soroti bagaimana perusahaan China akses data sensitif melalui investasi, seperti di pelabuhan dan telekomunikasi. Ini bukan konfrontasi militer langsung, tapi “ancaman hibrida” yang campur ekonomi, siber, dan pengaruh politik. Inggris, sebagai pusat keuangan global, jadi target empuk—McCallum bilang MI5 alokasikan 25 persen sumber daya untuk counter China, naik dari 10 persen lima tahun lalu. Pernyataan ini selaras dengan laporan sekutu seperti AS dan Australia, yang juga sebut China ancaman nomor satu.
Frustrasi McCallum atas Kegagalan Kasus Mata-Mata: Bos MI5 Bilang China Menjadi Ancaman Untuk Inggris
Puncak emosi McCallum adalah kasus dua pria yang dituduh spionase untuk China, tapi tuntutan dibatalkan Jaksa Pidana Kerajaan (CPS) karena kurang bukti “ancaman nasional”. Ini jadi pukulan telak: MI5 kumpulkan bukti kuat, tapi CPS butuh pernyataan resmi dari pemerintah soal status China sebagai musuh—sesuatu yang tak kunjung datang di bawah PM Keir Starmer. McCallum bilang ia “frustrasi” karena kasus ini simbol kegagalan sistem: “Kami tangkap ancaman, tapi tak bisa proses hukum.”
Kasus ini ungkap celah: dua tersangka, yang diduga rekrut agen untuk Beijing, bebas karena bukti rahasia tak bisa dibuka di pengadilan terbuka. McCallum tekankan MI5 takkan mundur, tapi butuh dukungan politik lebih kuat—seperti undang-undang spionase baru yang diusulkan. Ini ingatkan era Perang Dingin, di mana Inggris hadapi KGB, tapi kini lawannya lebih halus: China tak serang langsung, tapi erosi lambat melalui investasi dan pengaruh. Frustrasi ini bikin MI5 dorong reformasi, termasuk kolaborasi lebih erat dengan GCHQ untuk pantau siber China.
Implikasi Lebih Luas dan Respons Pemerintah Inggris
Pernyataan McCallum tak berhenti di MI5; ia picu gelombang di pemerintahan Starmer, yang lagi susun strategi nasional keamanan. China disebut ancaman “harian” karena campur tangan di pemilu lokal, serangan siber ke perusahaan seperti BT, dan tekanan pada diaspora Uighur di Inggris. McCallum bilang kombinasi ancaman dari China, Rusia, dan Iran bikin MI5 hadapi “era baru teror dan negara musuh”, dengan skala terorisme tetap tinggi tapi spionase naik 50 persen.
Respons Inggris? Pemerintah janji tingkatkan anggaran intelijen 15 persen untuk 2026, termasuk unit khusus counter-China. Starmer, yang janji “draw line” dengan Beijing, hadapi tekanan parlemen untuk blacklist perusahaan seperti Huawei lebih ketat. McCallum puji langkah ini, tapi tekankan butuh aksi cepat—seperti audit investasi China di infrastruktur. Implikasinya global: sekutu seperti Five Eyes (Inggris, AS, Kanada, Australia, Selandia Baru) koordinasi lebih erat, bagikan intelijen soal spionase Beijing. Di akhir, McCallum bilang “kami tak mundur”—pesan tegas yang bikin China respons dengan tuduhan “histeria anti-China”.
Kesimpulan
Pernyataan Ken McCallum soal China sebagai ancaman harian bagi Inggris adalah panggilan darurat yang tak bisa diabaikan. Dari latar belakang spionase yang membengkak, frustrasi atas kasus gagal, hingga implikasi politik yang luas, semuanya tunjukkan era baru di mana Beijing jadi rival utama. MI5 tak sendirian; pemerintah Starmer harus gerak cepat dengan reformasi hukum dan investasi intelijen. Di tengah ketegangan global, Inggris tak boleh lengah—ancaman hibrida China bisa erosi kekuatan dari dalam. McCallum beri pesan jelas: konfrontasi ini panjang, tapi Inggris siap. Saat 2026 mendekat, dunia tunggu langkah selanjutnya—keamanan nasional bukan lagi isu domestik, tapi pertarungan abad 21.